Masjid Cheng Ho, Jejak Muslim Tionghoa di Indonesia

Mendengar nama "Cheng Ho' tentu sudah tak asing lagi di telinga kita. Laksamana Cheng Ho merupakan seorang bahariawan terbesar sepanjang sejarah yang tidak bisa dilepaskan dengan Islam dan Nusantara. Semasa hidupnya Laksamana Cheng Ho telah melakukan pelayaran antarbenua selama 7 kali berturut-turut dari 37 negara mulai dari di Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Tujuan ekspedisi Cheng Ho tidak hanya memperkenalkan dan menguatkan kebesaran Dinasti Ming ke seluruh dunia, juga untuk menyebarkan agama Islam dan memberi dukungan bagi imigran Tionghoa agar menjalin hubungan akrab dengan penduduk setempat.

Masjid Cheng Ho, Jejak Muslim Tionghoa di Indonesia

Di nusantara, Laksamana Cheng Ho singgah di beberapa wilayah dan menjalin hubungan baik dengan kerajaan dan kesultanan pada masa itu. Mulai dari Samudera Pasai hingga Kerajaan Majapahit. Laksamana Cheng Ho sangat menanamkan rasa persaudaraan pada setiap daerah yang dikunjunginya seperti membangun tempat peribadatan yang menunjukkan adanya sinkretisme antara Islam, budaya lokal, dan Tionghoa.

Ada dua Masjid Cheng Ho yang dikenal di nusantara yaitu Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho Palembang dan Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya. Kedua masjid ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho yang telah berjasa dalam misi politik perdamaian bahari, perdagangan, dan akulturasi budaya yang mengagumkan. 

Masjid Cheng Ho Palembang
Masjid Cheng Ho, Jejak Muslim Tionghoa di Indonesia

Sejak melakukan pelayaran mengelilingi dunia, Laksamana Cheng Ho diketahui tiga kali datang ke Palembang. Kedatangannya tersebut Laksamana Cheng Ho berperan dalam menyebarkan Islam di Palembang.

Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho merupakan masjid bernuansa muslim tionghoa yang berlokasi di Jakabaring, Palembang. Masjid ini didirikan atas prakarsa para sespuh, penasehat, pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumsel, dan serta tokoh masyarakat Tionghoa di sekitar Palembang.

Masjid yang dibangun di atas tanah 5.000 meter ini memadukan unsur-unsur budaya lokal Palembang dengan nuansa Tionghoa dan Arab. Masjid yang berlantai 2 ini mampu menampung jamaah sekitar 600 orang. Unsur tionghoanya sangat kental terlihat pada menara di kedua sisi masjid yang mengadopsi klenteng-klenteng tionghoa, berwarna merah dan hijau giok.

Masjid Cheng Ho Surabaya
Masjid Cheng Ho, Jejak Muslim Tionghoa di Indonesia

Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya terletak di areal komplek gedung serba guna PITI (Pembina Imam Tauhid Islam) Jawa Timur. Masjid Cheng Ho Surabaya ini diarsiteki oleh  Ir. Abdul Aziz dengan mengambil inspirasi dari Masjid Niu Jie di Beijing, China yang dibangun tahun 996 Masehi. Berbentuk seperti kelenteng tempat ibadah agama Tri Dharma dengan warna merah, kuning, biru dan hijau. 

Kompleks Masjid Muhammad Cheng Ho dibangun di atas tanah seluas 3.070 meter persegi. Masjid yang dibangun bertepatan pada Isra' mi'raj tahun 2001 dan selesei pada 2002 ini mampu menampung 200 jamaah. 

Masjid Cheng Ho dikenal sebagai masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama muslim Tionghoa. Bangunannya bernuansa etnik dan antik cukup menonjol dibandingkan bentuk masjid lain pada umumnya di Indonesia. Masjid Cheng Ho adalah tempat yang tepat untuk Anda yang ingin berwisata arsitektur sekaligus wisata budaya secara bersamaan.

2 Responses to "Masjid Cheng Ho, Jejak Muslim Tionghoa di Indonesia"

  1. subhanallah bagus masjidnya, rummah Allah yang begitu Indah..allahuakbar
    Subhanallah

    ReplyDelete
  2. TERBARU DAN TER-UPDATE MYDRAKOR, Download sekarang juga di GooglePlay MYDRAKOR saatnya nonton film drama korea terbaru dan mudah diaplikasikan, lewat smartphone. Download sekarang juga secara gratis di GooglePlay, Film drama korea menjadi tidak akan tertinggal. MYDRAKOR

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main

    https://www.inflixer.com/

    ReplyDelete